Kenapa Gustavo Ingin Pergi dari Lamongan?
Untuk kesekian kalinya nama kapten Persela Lamongan Gustavo Lopez santer disebut dalam bursa transfer. Masih sama seperti musim sebelumnya, pemain berkebangsaan Argentina itu diisukan bakal hengkang dari Lamongan karena banyak klub besar yang meminatinya.
Bukan hanya ketertarikan dari beberapa klub, tapi Gustavo sendiri menyatakan keinginannya untuk meninggalkan Lamongan seperti pernah diucapkan manajemen Arema Cronous. Menyikapi potensi kepergian Gustavo Lopez, manajemen Persela belum bereaksiManajemen mengatakan masih menunggu musim ini tuntas sebelum berbicara soal masa depan pemain di Stadion Surajaya.
“Tidak bijaksana kalau memikirkan itu (rumor transfer Gustavo) sekarang. Sedangkan Persela masih membutuhkan kemenangan untuk mendapat posisi lebih baik di klasemen akhir,” tegas Manajer Persela Debby Kurniawan.
Walau belum mau berspekulasi soal masa depan pemain, Debby mengaku tidak bisa menahan seorang pemain untuk tinggal jika masa kontraknya sudah habis. Seperti halnya Gustavo Lopez yang bisa bebas memilih klub jika masa baktinya di Lamongan sudah berakhir.
“Itulah risiko memiliki pemain berkualitas. Pasti banyak klub tertarik dan kami tidak terkejut Gustavo banyak yang meminati. Tapi semua bisa berubah, seperti halnya Gustavo yang hingga kini masih bertahan di Lamongan setelah musim lalu sempat dikabarkan bergabung tim lain,” tandas Debby.
Keinginan Gustavo Lopez berlabuh di Malang, seperti klaim manajemen Arema, sejatinya juga bukan sebuah pelanggaran profesionalisme. Bagaimana pun seorang pemain bebas mempersiapkan langkah kariernya ketika kontrak di klub lama hampir selesai. Seperti halnya seorang pemain bebas bernegosiasi kontrak dengan klub lain ketika kontraknya tinggal menyisakan setengah musim.
Lantas, apa saja faktor-faktor yang membuat Gustavo Lopez berkeinginan mengakhiri kariernya di Surajaya? Berdasar analisa dalam semusim terakhir, faktor di bawah ini bisa menjadi alasan Gustavo memberesi kopornya. Faktor yang sulit untuk dipenuhi Persela.
1. Prestasi Merosot
Persela Lamongan sempat mencatat prestasi terbaiknya pada kompetisi ISL 2011-2012 silam. Di bawah sentuhan almarhum Miroslav Janu, Laskar Joko Tingkir menusuk ke posisi empat klasemen akhir. Sayangnya prestasi tersebut tidak berhasil diulang musim ini dan Persela justru berjuang keras agar tidak terperosok ke zona berbahaya. Kegagalan ini yang membuat Gustavo tidak puas.
2. Keseriusan Manajemen
Untuk mempertahankan atau meningkatkan prestasi musim lalu, idealnya manajemen Persela bergerak lebih agresif dalam mencari pemain anyar berkualitas. Nyatanya, hanya Samsul Arif yang menjanjikan, sedangkan Inkyun Oh, Djayusman Triadi, serta pemain yang sudah terbuang seperti Arifky Eka Putra dan Gilang Angga sama sekali tak memberikan dampak signifikan untuk tim.
3. Level Permainan
Untuk pemain sekaliber Gustavo Lopez, tampaknya sudah sangat layak memperkuat klub besar yang berambisi memburu gelar. Kebintangan di Lamongan bisa diartikan terlalu kecil jika dia bisa berkostum Arema Cronous atau Persib Bandung. Dengan usianya yang semakin bertambah, tentu Gustavo tak ingin kehilangan momentum bermain di klub besar sekaligus berkesempatan mendapat trofi.
4. Terlalu Lama Di Lamongan
Gustavo Fabian Lopez menjadi salah satu pemain asing terlama yang bertahan di Persela Lamongan. Sempat berkostum biru-laut dalam dua periode berbeda, total pemain berusia 28 tahun ini sudah tiga musim di Kota Soto. Bisa jadi tiga tahun dianggap sudah cukup bagi Gustavo yang mulai jenuh di Surajaya.